News Update :

Terpopuler

review http://jakarta-inside.blogspot.com on alexa.com

Foke Dituding Korupsi 10 Miliar

Tuesday, March 6, 2012 3:13 PM


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus didesak memanggil Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, terkait dugaan penyelewengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Juru bicara Gerakan Mahasiswa (Gema) Jakarta, Ryan, menuding Foke, sapaan akrabnya, terindikasi melakukan korupsi di proyek perluasan Pemakaman Pondok Rangon, Jakarta Timur.
“Perluasan TPU Pondok Rangon merugikan negara Rp10 miliar," kata Ryan di depan Gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin, (5/3/2012).
Gema Jakarta mengawali aksi unjuk rasa pukul 12.00 WIB siang tadi. Sekira limapuluhan orang yang mayoritas laki-laki berbaju dekil menuntut KPK segera mengusut dugaan korupsi Foke dalam memimpin Jakarta. Mereka membentangkan spanduk bertuliskan 'KPK Harus Berani Periksa Fauzi Bowo.'
Ryan mengatakan, laporan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun lalu menyebut telah terjadi penyelewengan anggaran daerah DKI Jakarta hinga mencapai triliunan rupiah. Menurut dia, Foke juga terindikasi ikut terlibat korupsi, antara lain, di proyek pemberantasan flu burung dan pembangunan tempat pemotongan ayam, Banjir Kanal Timur, serta Bus Transjakarta.
"Keberanian KPK menindaklanjuti dugaan korupsi melibatkan Fauzi Bowo harus segera diwujudkan untuk menciptakan Good Governance," tegasnya. (Sumber: Okezone)

200 Lokasi Pembangunan Rumah Sangat Murah

3:09 PM


Pemerintah siap membangun 12 ribu yang akan disebar di 200 lokasi, yang seluruhnya termasuk daerah tertinggal selama 2012. Sesuai dengan anggaran Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) yang tersedia, rencananya akan dibangun sebanyak 60 ribu rumah selama tahun ini dan sebagian di antaranya diperuntukkan bagi daerah tertinggal. 
"Meskipun angka tersebut masih sangat jauh dari total kebutuhan perumahan yang mencapai 4,6 juta unit di seluruh Indonesia," ujar Menpera Djan Faridz  di Jakarta, seperti dilansir dari situs Kemenpera, Selasa (6/3/2012). 
Pembangunan ini merupakan implementasi program-program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan memberikan hunian yang layak bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), Kemenpera menjalin kerja sama dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT). 
Penandatangan nota kesepahaman (Mou) telah dilakukan kemarin di kantor KPDT, Jakarta, yang dilaksanakan langsung oleh Menteri Peruamahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz dan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (Menteri PDT) Helmy Faisal. 
Adapun daerah sebaran rumah sangat murah tersebut, yakni : 
Aceh 480, Sumatera Utara 420, Sumatera Barat 540, Kepulauan Riau 240, Bangka Belitung 60, Bengkulu 360, Sumatera Selatan 420, Lampung 300, Banten 120, Jawa Barat 120, Jawa Timur 300, Nusa Tenggara Barat 540, Nusa Tenggara Timur 1440, Maluku Utara 540, Maluku 720, Papua Barat 540, Papua 1260, Sulawesi Utara 300, Gorontalo 180, Sulawesi Tenggara 540, Sulawesi Selatan 360, Sulawesi Barat 420, Sulawesi Tengah 660, Kalimantan Timur 240, Kalimantan Selatan 120, Kalimantan Tengah 120, Kalimantan Barat 660.
Berikut ruang lingkup kesepakatan bersama dua kementerian tersebut, yang meliputi tiga hal, antara lain : 
- Fasilitasi rumah sangat murah dengan dukungan bantuan sosial bagi masyarakat yang tidak memiliki daya beli dan bertempat tinggal di daerah tertinggal wilayah pesisir dan perbatasan.
- Fasilitasi rumah murah bagi masyarakat berdaya beli rendah (MBR) melalui dukungan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk kredit/pembiayaan pemilikan rumah murah beserta Prasarana Sarana Utilitas (PSU) lingkungan bagi MBR, termasuk di dalamnya masyarakat yang menjalankan tugas pelayanan publik di daerah tertinggal khususnya wilayah pesisir dan perbatasan.
- Fasilitasi rumah negara bagi PNS di lingkungan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan petugas pelayanan publik di daerah tertinggal.

FPI Ancam Razia Kampung Ambon

2:49 PM


Front Pembela Islam (FPI) Jakarta meminta agar Kampung Ambon, Jakarta Barat ditertibkan dari peredaran narkotika. Kuat dugaan, Kampung ini menjadi pusat peredaran narkotika.
Ketua FPI DKI Jakarta Habib Salim Alatas mendesak aparat kepolisian bertindak tegas untuk memutus peredaran narkotika ini. Jika tidak, pihaknya mengancam akan turun langsung melakukan penertiban itu. 
"Kampung Ambon ini katanya pusat peredaran narkoba. Polisi tangkep-tangkepin itu, jangan sampai FPI yang merazia. Nanti disangkanya FPI melangkahi aturan," tegas Salim saat berbincang denganokezone, Jumat (24/2/2012) malam.
Dia mendesak agar polisi bisa bekerja profesional. "Kita ingin mereka yang di Kampung Ambon itu ditangkap-tangkapin," imbuhnya lagi.
Seperti diberitakan, telah terjadi keributan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, pada Kamis 23 Februari lalu. Kejadian ini terjadi saat sekelompok massa menyerang sekelompok pemuda yang sedang melayat. 
Dari kejadian ini dua orang tewas dilokasi dan satu orang lainnya tewas setelah mendapatkan perawatan dari rumah sakit ini. Kelompok penyerang diduga berasal dari Kampung Ambon, Cengkareng, Jakarta Barat. (Sumber: Okezone)

Fakta Sejarah tentang Si Pitung yang Jarang Diketahui

1:31 PM

Kisah Si Pitung menggambarkan sosok pendekar tempo doeloe. Ia adalah seorang pembela kebenaran ketika menghadapi ketidakadilan yang ditimbulkan oleh penguasa pada zamannya. Kisahnya diyakini nyata keberadaannya oleh para tokoh masyarakat, terutama di daerah tempat asalnya. Disana masih terdapat rumah dan masjid lama miliknya.
Pitung adalah salah satu pendekar asli Indonesia yang berasal dari daerah Betawi, yaitu dari kampong Rawa Belong, Jakarta Barat. Pitung dididik oleh kedua orang tuanya dan diharapkan menjadi orang yang saleh dan taat beragama. Ayahnya, Bang Piun dan ibunya mpok Pinah menitipkan si Pitung kecil untuk belajar mengaji dan mempelajari bahasa Arab kepada Haji Naipin. Setelah dewasa si Pitung melakukan gerakan memberontak bersama teman-temannya karena tidak tega melihat rakyat miskin yang tertindas. Untuk itu ia bergeriliya, merampas dan merampok harta-benda orang-orang kaya, dan membagikan hasil rampasannya itu kepada rakyat miskin yang memerlukannya.
Hampir dalam setiap perkelahian membela kebenaran, si Pitung dikabarkan selalu muncul sebagai pemenangnya. Semua lawan dilibasnya terutama mereka yang mau unjuk gigi memeras dan menzalimi kaum miskin Betawi. Ulah dan keberanian Pitung itu tak pelak menimbulkan perasaan was-was di kalangan para pemuka Belanda dan para dedengkot (penguasa dan pengusaha) yang hidupnya sudah terlanjur enak. Jagoan  kelahiran Rawa Belong inipun akhirnya dicap sebagai gembong pembawa kerepotan dan keonaran oleh pemerintah colonial Belanda di Batavia, termasuk gubernur jendralnya. Si pitung dianggap memiliki potensi menghasilkan kerawanan karena mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban. 
Maka berbagai macam cara dan strategi dilakukan pemerintah Hindia-Belanda untuk menangkapnya: hidup atau mati. Pitung ditetapkan sebagai orang yang kudhu dicari dengan status penjahat kelas wahid di Betawi. Dalam suatu gelar perkara yang dinamakan ‘turun tikus’, si pitung menjadi sasaran utuma bidikan belanda ketika membela rakyat jelata dengan berdiri di baris depan gerakan petani.
Dalam kejadian ini rakyat dikerahkan untuk membasmi tikus di sawah-sawah di samping harus melakukan belasan kerja rodi (paksa). Ditambah dengan kewajiban blasting (pajak) yang dibenarkan oleh para tuan tanah, para petani Betawi tak sanggup menahan azab. Akhirnya, si Pitung turun tangan untuk membela gerakan petani. Si Pitung, yang sudah bertahun-tahun menjadi incaran Belanda, berdasarkan cerita Rakyat, mati setelah ditembak dengan peluru emas oleh schout van Hinne dalam suatu penggerebekan karena dikhianati. Seorang mata-mata telah memberi tahu tempat persembunyiannya. 
Ia ditembak dengan peluru emas oleh schout (setara kapolres) karena dikabarkan kebal terhadap peluru biasa. Begitu akutnya Belanda kepada si Pitung, sampai-sampai tempat pemakamannya pun dirahasiakan. Kematian sang jago silat yang menjadi idolea masyarakat ini memang dapat menimbulkan pengaruh luas.
Si Pitung sejak kecil belajar mengaji di langgar (musala) di kampong Rawa Belong. Dia, menurut istilah Betawi, ‘orang yang denger kate’. Dia juga ‘terang hati’, cakep menangkap pelajaran agama yang diberikan ustadz-nya, sampai mampu membaca (tilawah) Alquran. Selain belajar agama dengan H. Naipin, Pitung –seperti warga Betawi lainnya-juga belajar ilmu silat. H Naipin, selain guru tarekat juga guru maen pukulan.
Suatu ketika diusia remaja-sekitar usia 16-17 tahun- oleh ayahnya, Pitung disuruh menjual kambing ke Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dari kediamannya di Rawa Belong ia membawa lima ekor kambing naik gerobak. Ketika dagangannya habis dan hendak pulang, Pitung dibegal oleh beberapa penjahat pasar. Karena takut, ia tidak berani pulang ke rumah. Ia tidur di langgar dan kadang-kadang di kediaman gurunya H Naipin. Ini sudah menjadi tekadnya, tidak akan pulang ke rumah sebelum berhasil menemukan hasil jualan kambingnya. Dengan tekadnya itu, ia makin tekun mendalami ilmu maen pukulan dan ilmu tarekat-nya. Ilmu pukulannya yang bernama aliran syahbandar menjadi andalannya. Kemudian Pitung melakukan meditasi alias bertapa dengan tahapn berpuasa 40 hari lamanya. Kemudian ia melakukan ngumbara atau perjalanan guna menguji ilmu dan kedigjayaan. Ngumbara dilakukan ke tempat-tempat yang ‘menyeramkan’, yaitu ke tempat-tempat persembunyian kawanan ‘begal’-perampok, pencuri, pencoleng, dan sebangsanya.
Salah satu ilmu kesaktian yang dipelajarinya disebut Rawa Rontek. Ilmu ini adalah gabungan antara tarekat Islam dan jampe-jampe Betawi. Dengan menguasai ilmu ini Pitung dapat menyerap energi lawan untuk melumpuhkannya. Lawan-lawannya akan dibuat seolah-olah tidak melihat keberadaannya. Karena itu ia digambarkan seolah-olah dapat menghilang. Namun, menurut cerita rakyat, dengan ilmu kesaktian Rawa Rontek itu, Pitung sebagai jagoan tidak boleh menikah. Maka, sampai akhir hayatnya ketika tewas tertembus mimis (peluru) Belanda, ketika usianya menjelang 40 tahun, Pitung masih tetap mem-bujang. Bujang lapuk istilah populernya.
Si Pitung mendapat sebutan ‘Robinhood’ asal Betawi, karena memiliki sifat sama dengan si jago panah dari hutan Sherwood, Inggris, itu. Selama kariernya di dunia ‘jagoan’ ia juga dikenal sebagai perampok dan ‘begal’ kelas kakap oleh para musuhnya. Namun, seperti halnya Robinhood, ia tidak pernah memakan sendiri hasil jerih payahnya. Sebagian dari hasil rampokannya di rumah-rumah Kompeni dan para tuan tanah, diberikannya pada rakyat kecil yang tertindas. Pitung pernah digrebek oleh scout van Hinne dan pasukannya. Setelah seluruh isi rumah diperiksa, ternnyata petinggi polisi itu tidak menemukannya. Si Pitung menhilang seperti ditelan bumi. Setelah van Hinne pergi, barulah si Pitung tiba-tiba nongol di dapur. Kejadian seperti itu sudah sering dialami Belanda ketika hendak menangkapnnya. Maka, muncullah cerita si Pitung memiliki ajian dapat ‘menghilang’ secara sempurna.
Dengan tubuhnya yang kecil, Pitung juga dikenal pandai menyembunyikan diri. Ia bias menyelinap di sudut-sudut yang terlalu sempit bagi orang lain sebayanya. Dalam gerakan penangkapan yang telah diatursedemikian rupa oleh Belanda, Pitung selalu meloloskan diri dengan cara yang menakjubkan. Selain itu, Pitung juga dikenal memiliki ilmu kebal tubuh. Ia kebal terhadap segala macam senjata tanjam maupun senjata api. 

Kendati demikian, kompeni Belanda tidak kehilangan akal. Pemimpin pasukan Belanda van Himme segera mencari guru spiritualnya, Haji Naipin. Dipaksa mengaku setelah disandera dan ditodong senjata laras panjang, guru mengaji dan ilmu bela diri itu akhirnya menyerah dan memberitahu  titik lemah kesaktian anak didiknya. Setelah mengetahui tempat tinggal si Pitung berkat kerjasama dengan mata-mata, Belanda akhirnya menyergap si Pitung dengan tiba-tiba. Pitung yang tidak sempat melakuakn perlawanan, tewas diterjang peluru Belanda karena titik lemahnya telah dibocorkan oleh guru mengajinya.
Pada Oktober 1893, rakyat Betawi di kampung-kampung berkabung setelah mendengar dari mulut ke mulut tentang kematian pahlawannya itu. Mereka mendengar si Pitung atau Bang Pitung telah meniggal dunia, karena ditembak Belanda dalam suatu pertarungan yang tidak berimbang. Bagi warga Betawi, kematian si Pitung telah menggoreskan luka yang dalam. Bagi mereka, Pitung adalah pahlawan sejati, pembela kaumnya yang tertindas. Sebaliknya, bagi Belanda, Pitung adalah sosok kriminal yang ditakuti. Karenanya ia harus mati, sebagai penjahat, pengacau, perampok, dan entah apa lagi. (Sumber: Okezone)

Karni Ilyas Akui Bakrie Intervensi Berita TV One Soal Demokrat

1:10 PM


Partai Demokrat mengadukan Metro TV dan  TV One ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terkait gencarnya pemberitaan mengenai skandal suap Wisma Atlet SEA Games yang menyeret sejumlah petinggi Partai Demokrat.
Dalam silaturahmi pers nasional di Wisma Antara siang ini, Pemimpin Redaksi TV One Karni Ilyas mengakui pemberitaan TV One mengenai Demokrat memang diintervensi pemiliknya, Aburizal Bakrie, yang juga Ketua Umum Partai Golkar. Namun, interensi itu justru bukan untuk memojokkan, sebagaimana dituduhkan kader Demokrat.
“Jadi memang ada intervensi dari Pak Ical terkait pemberitaan Partai Demokrat. Beliau minta untuk tidak keras terhadap Partai Demokrat,” ujar Karni Ilyas, Selasa (6/3/2012).
Permintaan tersebut, kata Karni, dikatakan Ical bahkan  hingga tiga. Oleh karena itu, Karni Ilyas menyayangkan tindakan Demokrat yang justru mengadukan TV One ke KPI.
“Jadi kalau aduan itu resmi maka kami sedih kok partai besar bisa naif,” ujarnya.
Karni menjelaskan, sebagai seorang jurnalis, dia tidak pernah memiliki agenda politik tertentu, termasuk yang menguntungkan Partai Golkar. Bahkan, sejak berdiri Ical tidak pernah datang ke kantor TV One.
“Selama TV One berdiri  belum pernah Pak Aburizal Bakrie mendatangi TV One di Pulogadung. “Sampai hari ini saya belum pernah masuk partai politik, tidak ada misi apa-apa, misi Tv One adalah seorang jurnalis,” katanya. (Sumber: Okezone)

Foke Mengaku Direstui SBY untuk Naik sebagai Cagub Lagi

12:15 PM


Gubernur DKI Jakarta mengakui kalau dirinya sudah direstui oleh Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, untuk kembali maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2012.

Hal ini disampaikan Foke panggilan akrab Fauzi Bowo, kepada wartawan, usai menghadiri acara pembukaan Rakornas PKS, di gedung Bidakara, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Senin (5/3/2012).

"Ketua dewan pembina Partai Demokrat menyampaikan bahwa amanah Partai Demokratm untuk maju di dalam pilkada akan datang di Jakarta diberikan kepada saya," ujar Foke.

Menurutnya, SBY menyampaikan hal itu saat dirinya dipanggil untuk menghadap.
"Yang jelas saya sudah sudah mendapat, sudah dipanggil, ketua dewan pembina Partai Demokrat," imbuhnya.

Menanggapi kapan pengukuhan dirinya sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta, Foke mengatakan dirinya bukan dari calon independen, namun merupakan kader partai. Jadi harus mengikuti disiplin partai yang harus diikuti dan dipatuhi. "Untuk itu saya minta semuanya bersabar. Mudah-mudahan Allah berikan yang terbaik untuk kita," tambahnya.

Saat ditanyakan tentang dukungan Ketum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum terhadap Nachrowi Ramli yang akan maju sebagai calon Gubernur dari Partai Demokrat, Foke tidak mau menanggapi hal tersebut. "Saya tidak ingin menanggapi pendapat orang lain," jelasnya

Sejarah Para Jagoan Jakarta dari Dulu hingga Kini

11:22 AM


Aksi penangkapan John Kei di Hotel  C’One, Pulomas, Jakarta Timur 17 Februari 2012 menjadi perhatian warga Jakarta. Tokoh pemuda asal pulau Kei itu diduga terlibat dalam pembunuhan bos PT Sanex Steel Indonesia, Tan Harry Tantono. Belum usai kisruh penangkapan John Kei, warga Jakarta kembali dikejutkan dengan penyerangan sekelompok orang di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD).
 
Belakangan diketahui motif penyerangan dilatarbelakangi hutang piutang narkoba. Dua perisitiwa itu menunjukkan bahwa dunia kekerasan di Ibu Kota Jakarta memang nyata, bahkan tak jarang kekerasan itu melibatkan kelompok-kelompok penguasa bawah tanah, atau dengan kata lain lebih dikenal dengan sebutan Jagoan.
 
Istilah Jagoan di Ibu Kota Jakarta bukanlah barang baru. Peran Jagoan dalam sejarah Jakarta banyak dipotret oleh sejarawan Indonesia.  Sejarawan Ong Hok Ham (Dari Soal Priyayi Sampai Nyi Blorong,2002) menyebutkan, jagoan atau jago adalah orang kuat setempat baik secara fisik maupun spiritual dan dikenal kebal. Seorang jagoan dapat menghimpun pengikut, dan kekuatannya bergantung pada jumlah anak buah. Pada masa prakolonial, organisasi jago merupakan satu-satunya alat para penguasa.
 
Di Ibu Kota, fenomena jago, menurut sejarawan Robert Cribb (Para Jago dan Kaum Revolusioner Jakarta 1945-1949,) jago dan “dunia hitam” semakin mendapat tempat saat pendudukan Jepang 1942. Dunia hitam di Jakarta mendapatkan kesempatan baru dengan adanya perubahan politik yang besar. Pasca menyerahnya Belanda tanpa syarat dan masuknya Jepang, ketertiban di sebagian wilayah perkampungan Jakarta menjadi kacau balau.
 
Gerombolan-gerombolan, yang notabene anak buah para jago mendapat celah untuk melakukan penjarahan. Kelompok-kelompok ini yakin aparat  keamanan lebih mementingkan kondisi keamanan negara dan sibuk mengurus urusan politik ketimbang menghentikan aksi gerombolan dan menangkap mereka.
 
Periode 1942 hingga 1945, saat pendudukan Jepang banyak diwarnai dengan gejolak ketertiban. Kriminalitas dan Patriotisme bercampur baur. Peranan jago kembali muncul saat pendudukan Jepang berakhir di tahun 1945. Seperti kata Ong Hok Ham, gejala Jago erat kaitannya dengan tidak adanya negara sentral (pusat), maka peranan jago kembali mendapat kesempatan di masa kemerdekaan.
 
Rakyat yang dendam dengan Jepang digerakan oleh para jago untuk  melakukan penjarahan dan balas dendam. Mereka balas dendam atas perlakuan Jepang kepada mereka. Kewajiban kerja paksa dan penyitaan hasil panen membuat rakyat melampiaskan amarahnya. Sasarannya orang-orang keturunan dan para pegawai pegadaian yang korup.
 
Namun, sejumlah  Jagoan  di wilayah pinggiran Ibu Kota pun memanfaatkan kondisi ketertiban yang karut marut itu, untuk melakukan suatu rencana jangka panjang. Banyak jagoan yang kemudian mengklaim sebagai penguasa lokal. Sebut saja, Bubar, seorang bandit musiman yang  menyatakan diri sebagai bupati dan menduduki kantor Kabupaten di tengah kota.  Nama-nama seperti Bubar itu hanyalah nama samaran yang sengaja mereka ganti, tujuannya agar nama mereka lebih berbau revolusioner. Tak hanya Bubar, nama-nama lain yang terkenal ialah, Ribut, Belah atau Gembel.
 
Jagoan lain yang berjaya, di masa itu ialah, Haji Masum di Cilincing, dan Haji Eman di Telukpucung yang mengambil alih kantor perkebunan swasta. Selain mengambilalih sejumlah perkebunan, jago-jago  di pinggir Jakarta, juga membentuk kelompok besar, seperti Barisan Rakyat Indonesia yang dibentuk Haji Darip. Pria kelahiran 1900 itu memiliki massa yang banyak di sekitar Klender hingga Pulogadung. Haji Darip yang mengeyam pendidikan di Arab Saudi sejak berusia 11 tahun itu bermukim di Klender dan bekerja sebagai perusahaan kereta api. Lambat laun dia pun dikenal sebagai pedagang dan juragan  yang terkenal. Nama Haji Darip disegani karena dia memiliki kekuatan yang bisa diberikan kepada para pengikutnya.  Dia menarik sejumlah penjahat jalanan dan memberikan mereka jimat kekebalan.
 
Haji Darip dan pengikutnya di Barisan Rakyat Indonesia  kemudian menguasai Pulogadung, Bekasi dan Jatinegara. Dia juga memberlakukan pengawasan ketat atas lalu lintas di jalan utama yang dia kuasai. Orang-orang kulit berwarna harus membayar uang setara dua gulden untuk melintasi wilayah yang dikuasasi Barisan Rakyat Indonesia. Tak hanya itu, selain membayar, orang-orang kulit berwarna itu juga harus memekikkan kata “Merdeka” bila ingin lewat jalan utama tersebut.
 
Jual Jimat
 
Lain Haji Darip, lain pula dengan jagoan yang satu ini. Pak Macan, demikian sebutannya. Dia dikenal sebagai penguasa wilayah Cibarusa. Wilayah perdikannya, dijadikan sebagai lumbung utama mendapatkan penghasilan. Bersama kelompoknya dia kerap menjarah dan melakukan teror terhadap warga. Salah satu cerita yang menarik dari Pak Macan ialah caranya menjual jimat kepada anak buahnya. Bila ingin kebal, setiap orang harus menyerahkan uang sekira  11,11 gulden kepadanya.
 
Di wilayah Tangerang, di masa periode 1945 tercatat nama Haji Akhmad Kaherun. November 1945 di Curug Tangerang, Akhmad Khaerun mengklaim sebagai bapak Rakyat. Dia menggerakan pemberontakan rakyat, seluruh pejabat pemerintah dia bantai. Pengikutnya yang bersenjata disebut laskar ubel-ubel.
 
Kehadiran jagoan dalam dunia kriminalitas di pinggiran Ibu Kota ini dinilai telah banyak memainkan peran bagi kemerdekaan Republik Indonesia.  Di luar aksi kriminalitas yang dilakukan, mereka memiliki nasionalisme yang tinggi, mereka menyadari bahwa nasib mereka tergantung pada Republik. Musuh mereka hanyalah orang-orang yang nasionalismenya diragukan. Siapa pun yang melintas wilayah mereka dan tak meneriakKan kata merdeka maka mereka anggap musuh yang layak dibinasakan. (Sumber: Okezone)

Ratna Sarumpaet: DPR Korupsi Lebih Tidak Sopan dari Rok Mini

9:49 AM


Aktivis Perempuan, Ratna Sarumpaet menilai rencana DPR untuk membuat rancangan peraturan tentang penampilan anggota dewan dan staf ahli DPR merupakan sebuah ide yang tak berguna. Hal ini karena menurutnya tak ada relevansi antara penilaian kinerja dengan pakaian yang digunakan.

Selain itu, wanita kelahiran Tapanuli ini pun mengatakan merubah citra DPR tidak dengan cara demikian. "Kita ini rakyat lagi muak melihat DPR, rakyat lagi sedih karena uangnya di korup oleh DPR, menganggap DPR enggak ada gunanya. Mau telanjang bulat mau pakai pakaian yang penting kerja yang benar dan tidak korupsi, itu lebih prinsip," ujar Ratna, Senin (5/3/2012).

"Image DPR akan berubah baik kalau mereka (anggota DPR) kerja yang baik dan benar, membuat rakyat sejahtera, bukan urusin baju, tapi bagaimana memakmurkan rakyat. Urusan penampilan enggak penting. Yang penting kinerja diperbaiki," tutur Ratna.

Ratna emosi menanggapi ide tersebut lantaran masih banyak persoalan di negeri ini yang masih carut marut dan membutuhkan peran DPR dan Pemerintah. "Jemput itu TKI yang mau dibunuhi di Arab Saudi sana," katanya.

"Kerja itu bukan urusan pakaian yang sopan dan tidak sopan. Emang DPR sopan? mereka membuat rakyat miskin aja itu enggak sopan. Ketika mereka korupsi itu jauh tidak sopan daripada rok mini itu," ketusnya.

Seperti diketahui, DPR berencana membuat Rancangan peraturan tentang penampilan anggota dewan dan para stafnya. Salah satunya adalah pelanrangan menggunakan rok mini dan pakaian seksi lainnya. Hal itu mendapat dukungan dari Wakil Ketua DPR dari fraksi PDIP, Pramono Anung.

Menurutnya, peraturan ini penting untuk memulihkan citra DPR. Bagi Pramono, pakaian sebagai pejabat lembaga negara dan staf anggota dewan harus mencerminkan kesopanan dalam berpenampilan.

Sementara, anggota Komisi II DPR Nurul Arifin menilai peraturan DPR yang menyangkut larangan untuk memakai rok mini dan pakaian seksi kurang substantif. Menurut Nurul, DPR tidak seharusnya sibuk mengurus urusan seperti itu. "DPR tidak perlu ngurusin rok mini-lah. Urus yang lebih substantif. Saya sendiri selama ini melihat mereka gayanya normal-normal saja kok," ujarnya mengakhiri. (Diolah dari: Okezone)

Pemerintah Akan Kerahkan Militer untuk Redam Demo Kenaikan BBM

12:16 AM


Pemerintah siap mengerahkan kekuatan militer dalam mengantisipasi gejolak sosial setelah mengeluarkan kebijakan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Joko Suyanto, mengatakan kekuatan militer akan dikerahkan untuk membantu kepolisian dalam meredam aksi massa menolak kenaikkan BBM yang berakhir rusuh.

"Aparat Kepolisian dibantu TNI dalam konteks mencegah kerusuhan yang lebih besar akan melakukan langkah-langkah yang tepat dan propher yang sehat," kata Joko usai rapat koordinasi di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin (5/3/2012).

Joko menekankan agar aksi massa tidak berujung bentrok. Dia meminta kepolisian menindak pelaku-pelaku yang berubah liar. "Ini yang jadi stressing saya mengantisipasi itu," kata Joko.

Joko menghargai perbedaan pendapat dalam berdemokrasi. Namun, ia mengatakan aksi massa harus dilakukan dengan cara yang tertib. "Kita lakukan koordinasi dengan elemen-elemen masyarakat yang ingin unjukrasa harus ada pemberitahuan kepada Polri," ungkapnya.  (Sumber: Okezone)

Sponsor

 

© Copyright Jakarta Inside 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.