Subsidi bahan bakar minyak (BBM) 2011 dinilai salah sasaran. Faktanya, subsidi lebih banyak dinikmati rumah tangga kaya ketimbang rumah tangga miskin.
Berdasarkan data dari Kemenko Perekonomian pada 2008, tercatat sebanyak 70 persen subsidi BBM untuk rumah tangga miskin, 30 persennya dinikmati rumah tangga terkaya di Indonesia.
Hal tersebut berdasarkan penelitian tim peneliti Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB), Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM oleh Rimawan Pradipto dan Gumilang Aryo Sahadewo, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu (4/3/2012).
"Ketidaktegasan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan subsidi BBM dan pentingnya mengetahui respons masyarakat menjadi dasar kami melakukan studi mengenai penurunan subsidi BBM dari perspektif rumah tangga," bebernya.
Selain itu, hasil lainnya memaparkan, dalam hal ini subsidi BBM ternyata menghambat pemerintah dalam penggunaan anggaran untuk program pengentasan kemiskinan, pembangunan infrastruktur, dan pembangunan daerah.
"Sebagai contoh, pengeluaran subsidi BBM di 2011 paling tidak 8,5 kali lipat dari subsidi pangan, 68 kali bantuan kredit, dan 1.000 kali bantuan bibit pertanian," pungkasnya.
Sekadar informasi, penelitian ini merupakan kerja sama antara P2EB FEB-UGM dengan The Economy and Environmental Programs for South East Asia (EEPSEA), Kanada. Penelitian ini memakan waktu selama enam bulan dari September 2011 sampai Februari 2012. (Sumber: Okezone)
0 comments:
Post a Comment